"Masya Allah. Ini beneran?” Terperanjat pesohor Arie Untung, demi melihat Fenita istrinya mengenakan jilbab krem dipadu blus putih. “Baru belajar,” jawab Fenita yang di awal 2018 itu usai mandi. “Jangan di-upload dulu di medsos,” pesannya pada sang suami. Tapi Arie tak kuasa menahan kebahagiannya untuk segera berbagi kabar gembira ke publik. Pada 5 Januari, ia mengunggah foto close up istrinya tersebut di Instagram.
Apa itu hijrah? Hijrah berasal dari kata “hajara” yang memiliki banyak arti. Diantaranya: menyingkiri sesuatu, seperti termaktub dalam Surat Al–Mudatsir ayat 5: ‘’Dan singkirilah perbuatan dosa itu”. Hijrah juga bermakna meninggalkan dan berpaling dari sesuatu (QS. Maryam: 46); Menjauhkan diri dari sesuatu (QS. Al–Muzammil: 10); Memisahkan sesuatu (QS. An-Ni- KABARDAQU 7 sa: 34); Memutuskan hubungan (QS. Ali Imran: 194). Karena itulah, mereka yang berhijrah tidak sekadar berubah penampilan. Gaya hidup juga berubah.
Namun, ada juga yang sebaliknya. Mereka yang melepas hijabnya, alias kalah dari ujian hijrah. Alasannya macam-macam, mulai kecewa terhadap pasangan hingga ikatan kontrak kerja. Kok gitu? Sejumlah faktor jadi penyebabnya. Pertama, mungkin belum kuat niatnya. Belum lillahi ta’ala, tapi masih lil-dunya atau lil-insan. Misalnya sekadar ikut-ikutan teman, malu sama mertua, atau demi memikat calon pasangan hidup. Niat karena kesehatan, peluang kerja, juga terlalu lemah untuk hijrah.
Faktor kedua, belum khatam memahami hakikat penciptaan manusia. Allah Ta’ala berfirman: “Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku.” (QS. Adz-Dzaariyaat: 56).
Berkenaan dengan itu, Ibnu Qayyim al-Jauziyah mengatakan: “Apakah kalian diciptakan tanpa ada maksud dan hikmah, tidak untuk beribadah kepada Allah, dan juga tanpa ada balasan dari-Nya?” (Ma- darij as-Salikin, 1: 98).
Faktor ketiga, taubatnya belum pol, sehingga hijrahnya nanggung. Makanya Allah mengingatkan: “Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada Allah dengan taubatan nasuhaa (taubat yang semurni-murninya).” (QS. At-Tahrim: 8)
Faktor keempat, lingkungan yang kurang kondusif. Termasuk lingkungan kerja dan pertemanan. Karena itu, mereka yang berhijrah dan konsisten dengan pi- lihannya, pasti akan segera meninggalkan gemerlap kehidupan duniawinya. Sama sekali, atau sebagian besarnya.
Dwi Kartika Ningsih, Direktur Marketing dan Komunikasi PPPA Daarul Qur’an