Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Syeikh Muhammad Jaber: Siapakah Orang Cerdas Itu?

22 August 2019   1049
Image

Allah menciptakan makhluk di dunia ini adalah untuk beribadah kepadaNya. Tapi kadang-kadang karena alasan kesibukan, kita lupa tujuan hidup ini. Padahal, kalau dihitung amalan ibadah kita, jika dibandingkan dengan waktu untuk dunia, bagaimana? Orang yang menjaga salat lima waktu, salat sunah, amal saleh, kalau kita hitung tidak sampai 3-4 jam.

Resepnya apa? Jawabannya adalah pintar-pintar beribadah kepada Allah. Tapi, yang kita tahu, orang cerdas adalah orang kaya. Ketika kita melihat orang memiliki perusahaan besar, mobilnya mewah, hartanya banyak, rumahnya besar. Maka, langsung beranggapan bahwa orang ini pasti orang cerdas. Belum pernah kita melihat orang yang menjaga salat di masjid sebagai orang cerdas, belum pernah. Dia hanya mendapat julukan orang saleh. Orang cerdas hanya orang yang pintar dalam urusan dunia.

Padahal, Nabi Muhammad bersabda dalam haditsnya, “Oang mukmin yang paling utama adalah orang yang paling baik akhlaknya. Orang yang cerdas adalah orang yang paling banyak mengingat kematian dan paling baik dalam mempersiapkan bekal untuk menghadapi kehidupan setelah kematian. Mereka adalah orang-orang yang berakal.” (HR. Ibnu Majah)

Wakaf Daarul Qur'an

Orang yang cerdas, ternyata adalah orang yang senantiasa menjaga diri dari segala hawa nafsu. Orang yang memiliki kecukupan harta, bisa pergi kemana pun yang dia mau, sering dikatakan sebagai orang cerdas, bukan? Tetapi bukan itu kata Rasul, orang yang cerdas adalah orang yang selalu berusaha beramal untuk kehidupan sesudah kematian, karena akhirat kekal dan dunia hanya sementara.

Jika ingin mendapatkan surga, maka bertakwa kepada Allah dan husnul khuluq atau akhlaq mulia. Takwa kepada Allah, kita sudah tahu semua, yaitu beramal sholeh, melaksanakan perintah Allah, menjauhi larangannya, tapi itu semua belum cukup, harus digenapi dengan husnul khuluq, karena itu adalah hak manusia. Amal sholeh adalah hak Allah, husnul khuluq adalah hak manusia.

Namun, ada pula orang yang muflis atau merugi. Nabi Muhammad menyebutkan, orang muflis bukan orang yang merugi karena kehilangan harta benda. Akan tetapi orang muflis menurut Nabi Muhammad adalah orang yang tidak memiliki sholat dan amal sholeh.

Nanti, akan datang seseorang di hari kiamat, masyaAllah ibadahnya sebesar gunung, haji, umrah, sedekah, salat, baca Qur'an, tetapi rugi. Karena apa? Karena dia tidak memiliki husnul khuluq. Dia mencaci-maki orang, mencuri, menzalimi orang lain. Akan datang di hari kiamat, semua yang pernah dizalimi di dunia, datang satu persatu memberikan kesaksiannya di hadapan Allah. Semua akan datang untuk mengambil haknya di hari kiamat, haknya bagaimana? Amal saleh! Karena di akhirat tidak bisa meminta maaf.

Jadi, jika pernah melakukan kesalahan kepada orang lain, segeralah selesaikan. Jangan sampai terbawa sampai ke akhirat. Karena di sana tidak ada permintaan maaf, yang ada hanya penyesalan, untuk kesalahan-kesalahan di dunia yang belum selesai. Agar, amal sholeh yang kita himpun tidak berpindah tangan kepada orang yang dizhalimi. Sehingga, amal sholeh itu bisa dijadikan bekal untuk pulang dalam keadaan husnul khatimah.

Syeikh Muhammad Jaber

Sumber : Tausiyah di Masjid Muamalat Tower dan Masjid Cut Mutia Menteng, Selasa 20 Agustus 2019