“Barangsiapa yang bersholawat kepadaku sekali, maka Allah akan bersholawat kepadanya sepuluh kali.” (HR. Muslim, no. 408)
Itu hadits sering banget kita dengar, tapi kenapa nggak pernah terpikirkan oleh kita bahwa itu bukan hadits biasa lho? Kita tahu bahwa kalau kita sholawat sekali kepada Nabi Muhammad, maka Allah membalas sholawat 10 kali kepada kita. Tapi itu nggak membuat kita bersholawat, kira-kira kenapa?
Kenapa saya sering banget bilang ke anak muda, dan ini banyak dipermasalahkan oleh orang-orang. “Masa iya, barang disholawatin? Berarti niatnya buat barang, dong. Bukan buat Nabi Muhammad? Berarti niatnya bukan karena Allah, dong?”.
Memang, untuk kaula muda, yang sedang banyak banget keinginannya, pengen kuliah di sini, pengen kuliah di situ, pengen ini dan itu. Itu adalah keinginan anak muda. Nah, cara pendekatannya seperti apa? Begini, kamu mau masuk Universitas Indonesia, kan? Mau masuk Institut Teknologi Bandung, kan? Mau kuliah di Jerman, kan? Mau yang gratis, kan? Nggak usah minta uang sama orang tua, kita punya Allah, doa saja, sholawat saja. Nah, itu maksudnya.
Papah sering banget ingatkan saya, ketika kita bersholawat, kita memiliki koneksi. Tidak hanya kepada Nabi Muhammad, tapi juga kepada Allah. Contohnya, ibu-ibu, bapak-bapak, pengen sekolahkan anaknya di sekolah favorit, dan ibu bapak kenal dengan kepala sekolahnya. Mestinya bisa banget masuk di sana, karena punya akses. Bayangkan, bayangkan, akses kita adalah Allah langsung. So, orang yang mencintai sholawat, dia bisa dapat apapun, dengan izin Allah. Kenapa? Karena dia punya akses langsung ke Tuhan yang punya semuanya.
Maka, saya sering banget bilang ke anak-anak muda. “Eh, kalian itu masih muda, ayo sholawat yang banyak. Karena ini seperti tabungan, nanti kalau sudah gede, hidup kalian nggak bakal susah. Sebab apa? Sebab, dari muda, kita sudah dekat sama Allah dan NabiNya. Sudah nggak usah mikir masa tua. Tinggal panen-panen saja, nanti”.
Jadi, menurut saya, hadits itu bukan hadits yang biasa. Tapi hadits yang luar biasa. Makanya, mikirnya rugi kalau hanya satu kali sholawat. Jadi, seribu, seribu, begitu.
Sholawatnya kayak apa, sih? Banyak. Allahumma Sholli'ala Sayyidina Muhammad, Wa'ala Ali Sayyidina Muhammad. Kita semua sudah hafal. Terus, misalkan mau kejar 4.000 sholawat gimana? Maka, boleh disingkat, jadi Sholallahu 'Ala Muhammad, Sholallahu 'Ala Muhammad, Sholallahu 'Ala Muhammad. Sampai 4.000 kali.
Mari kita biasakan, sholawat, berdoa, mohon doanya untuk semua.
Wirda Mansur
Sumber : Kajian Islam Bulanan Istiqlal (KIBI)
Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, Ahad (25/8).