Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Ketangguhan dan Kesejahteraan Umat

14 August 2019   1043
Image

Saya membagi dua khutbah ini, dengan izin Allah yang pertama tentang ketangguhan umat, kedua kesejahteraan umat. Belajar tentang ketangguhan umat, kita bisa melihat dari cara Allah mendidik para Nabi, keluarga dan para sahabatnya.

Dalam surat Hud ayat 120, Allah menceritakan bagaimana kisah-kisah para Nabi dan RasulNya, bisa kemudian membesarkan hati kita, membesarkan perasaan kita, menguatkan perasaan kita, menggembirakan pikiran, hati dan perasaan kita. Hampir tidak ada NabiNya yang dibiarkan hidup manja, tidak keras, tidak ada perjuangan, tidak ada. Latihan mental yang sangat luar biasa diberikan kepada seluruh NabiNya, tidak terkecuali Nabi Muhammad.

Simak Video Lengkapnya di sini.

Para Nabi, keluarga dan para sahabatnya diuji dengan beragam kesulitan dan kesukaran, dididik dengan tempaan fisik dan nonfisik, dan dihadapkan dengan musuh yang jauh lebih besar darinya. Tidak ada NabiNya yang kelewat gampang untuk ditaklukan, Musa misalnya lawannya Firaun, Ibrahim lawannya Raja Namrud, Nabi Dawud lawannya adalah Jalut sang raksasa yang dengan semua pasukannya juga raksasa, Nabi Ibrahim yang dengan keadaan relatif aman dan nyaman di Palestina yang subur. Malah disuruh ke Kota Mekah yang tidak ada apa-apanya, tapi kelak Kota Mekah menajdi kota baru sampai sekarang, kota yang tidak ada matinya 24 jam.

Sebentar lagi dengan digitalisasi haji dan umroh di seluruh dunia, rasanya Saudi bakal punya perusahaan fintech, market place, e-commerce terbesar sejagad, kapitalisasi ekonomi bisnis ikutan haji dan umroh. Seluruh dunia, bahkan Indonesia, bisa mungkin mengalahkan apple, samsung, facebook, google, amazaon dan rasanya tidak akan lama lagi.

Saudara yang dirahmati Allah, jangan sampai hidup kita malah terlalu nyaman, masuk dan kelamaan di zona nyaman, bisa bahaya. Malah kalau perlu ciptakan kondisi, hadirkan kesusahan dan kesulitan, hadirkan tantangan dengan memperbesar rencana, impian dan aktivitas. Kita lihat cara Allah mendidik dari dua putra keturunan Nabi Ibrahim, misalnya Ismail. Sejak kecil, Ismail dihadapkan dengan kelas yang bukan kelasnya anak kecil. Dihadapkan dengan perintah penyembelihan, buat Ibrahim ini juga menjadi perintah yang tidak kalah beratnya. Ini urusan anak, anak yang sudah dirindukannya berpuluh puluh tahun, tapi ketika sudah hadir dan diajak bercanda, sudah bisa diajak main dan usaha, tapi kemudian Allah memerintahnya untuk menyembelih anaknya.

Dalam surat Shaffat, malah kemudian Allah memberikannya ucapan selamat, pujian bahkan bonus dengan hadirnya Ishak. Kini kita lihat sejenak, putra dari keturunan Nabi Ibrahim, yaitu Yusuf bin Yakub, bin Ishak, bin Ibrahim.

Nabi Yusuf setelah diberikan kabar gembira karena disujudi 11 bintang, matahari dan bulan, apa yang terjadi? Nabi Yusuf malah masuk sumur. Lihat orang-orang sekarang, lebih menyukai kemudahan, bukan kesukaran, lebih menyukai fasilitas daripada perjuangan, lebih menyukai keadaan-keadaan yang enak, nyaman, happy. Tapi tidak melewati proses tidak enaknya, mau hasilnya tidak mau prosesnya.

Yusuf kecil, dibiarkannya sendirian oleh Allah, dipisahkan dari ayah dan keluarganya, Yusuf kemudian menunjukkan kelasnya, dari sumur kemudian ia menjadi raja yang agung.

Supaya bangsa ini menjadi tangguh, keluarga kita menjadi tangguh, maka sukai, cintai tantangan, berproseslah dengan adanya fasilitas atau tanpa adanya fasilitas, berdamailah dengan kesukaran, fight, bangun, bangkit, jangan baperan, lalu kemudian dekatkan diri kita dengan Allah

Pada khutbah yang kedua ini, izinkan saya berbicara tentang kesejahteraan ummat, ekonomi ummat, ketangguhan ekonomi. Dari perintah Allah dan RasulNya semakin kesini semakin kita tahu bahwa perintah Allah dan RasulNya pun menciptakan dan membawa ekosistem yang luar biasa menghadirkan potensi ekonomi yang luar biasa. Sampai hari ini terhadap semua potensi ekonimi ini ummat relatif sudah mengekplorasi dan memobilisasi  yakni dengan menjalankannya, tapi yang belum adalah menyatukannya.

Menyatukan dalam level Nasional, dan menyatukan dalam level gobal, menyatukan kegiatan ekonomi yang menjadi buah dari perintah Allah dan rasulnya. Penyatuan eksplorasi dan penyatuan mobilisasi ini kiranya yang perlu menjadi perhatian ummat, sebelum disatukan oleh yang lain. Mari kita orkestrai bersama, sebut saja misalnya qurban, perintah qurban secara potensi ekonomi masyaAllah, dahsyat betul, secara resmi dan pelaporan resmi bisa jadi tembus angka Rp10 triliun, dengan umat melaksanakan kurban itu sudah merupakan eksplorasi dan mobilisasi berquran di mana mana.

Anak anak muda dari kalangan umat hari ini pinter-pinter, soal kemampuan tidak diragukan lagi, tinggal kemudian kemauan, adakah kemauan untuk bersatu dan menyatukan semua potensi ini, sehingga kue kurban saja yang Rp10 triliun itu dari hulu ke hilir bisa dinikmati oleh umat, apalagi hari-hari ini adalah hari-harinya fintech, e-commerce, marketplace, digital, jika ada digitalisasi kurban, jadi mereka yang akan berkurban digitalisasi, maka kue kurban ini akan dinikmati oleh yang menyatukan.

Belum lagi urusan haji dan umroh, fasilitas pendidikan umat, busana dan lain sebagainya. Nanti, kalau ada yang berdiri di atas umat, maka berkumpulnya umat ini akan dikumpulkan dalam persatuan umat besar di atasnya, dan itu tidak boleh terjadi.

Jangan lupa, masih banyak irisan ekonomi, dari perintah Allah dan RasulNya. Harusnya umat Islam tidak boleh miskin karena semua umat adalah pemilik dari seluruh potensi yang ada di tanah ini. Tidak ada yang terlambat, ini mudah dan gampang sekali. Asal kita betul-betul mau bersatu. Terakhir jangan lupa, kita ajak umat-umat yang lain, umat Kristiani, umat Budha, Hindu, Konghucu, atas nama Indonesia, kita buat semoga potensi ekonomi ini menjadi milik kita bersama.

 

KH Yusuf Mansur

Khutbah Idul Adha 1440, Ahad (12/8).

Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat.