Beratnya perjuangan hari ini, meringankan beban hidup ke depan. Seperti ikhtiar para santri di seluruh Pesantren Tahfizh Daarul Qur’an. Keikhlasan mereka menerima berbagai keadaan dan ketulusan melewati panjangnya waktu di pondok adalah proses menuju kesuksesan.
Mereka saling mendukung, berlomba-lomba untuk satu tujuan yang sama yakni menjadi penghafal Alqur’an. Hal itu pun sejalan dengan PPPA Daarul Qur’an yang saat ini sudah berdiri lebih dari satu dekade.
Atas dukungan sejumlah perusahaan dan seluruh donatur, mimpi bersama membangun dunia dengan Alqur’an perlahan terwujud. Pada 2018 ini, gerakan tahfizhul Qur’an semakin meluas ke berbagai daerah di Indonesia maupun luar negeri.
Gerakan itu dituangkan dalam program pendidikan dakwah, sosial kemanusiaan dan pengembangan masyarakat. Menjalarnya rumah tahfizh, terus bertambahnya santri Qur’an Call dan beasiswa untuk para pengahafal Alqur’an berjalan atas dukungan dari semua pihak.
Tahun ini, perhatian besar kita tertuju ke Lombok dan Sulawesi Tengah yang dilanda gempa bumi juga tsunami Palu. PPPA Daarul Qur’an terus berupaya mendampingi masyarakat Lombok dengan membangun Rumah Qur’an.
Begitu pula di Sulawesi Tengah tepatnya di Sadaunta, di sana rumah-rumah hancur tak tersisa, program Kampung Qur’an diyakini mampu memberikan warga energi baru melanjutkan kehidupan. InsyaAllah, gerakan tahfizhul Qur’an akan menyebar di Lombok dan Sulawesi Tengah.
Turunnya izin Laznas dan Wakaf menambah semangat kami mendawamkan Qur’an. Semoga kehadiran PPPA Daarul Qur’an bermanfaat untuk umat dan semakin banyak penghafal Qur’an yang lahir di seantero dunia. Aamiin Allahumma Aamiin.
