Setelah Jakarta, Surabaya dan Jogjakarta, tiga santri Graha Tahfidz Daarul Qur’an Gaza mengunjungi kota Lombok. Sebanyak 5000 warga Lombok Tengah yang terdiri dari pelajar SMP/SMA dan jajaran PNS Kabupaten Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat, memadati lapangan Muhajirin yang menjadi tempat acara, Jumat (7/11).
Hadir dalam kegiatan tersebut Bupati Lombok Tengah H. Suhaeli Fadhil Tohir, Tuan Guru H Ma’arif Makmun selaku tokoh masyarakat dan ketua Komite Nasional Rakyat Palestina (KNRP) Tuan Guru Mukhlis serta jajaran Muspida setempat.
Dalam kesempatan tersebut Husen Albasliqy (15), Salem Emadduddien Al Amasy (12) dan Omar Muhammad Abu AlHusna (13) berbagi kisah dengan masyarakat Lombok Tengah tentang kondisi kota Gaza dan juga bagaimana mereka tetap menghafal Al-Qur’an meski dalam keadaan tidak aman.
“Masjid dan tempat-tempat kami menghafal Al-Qur’an menjadi sasaran bom tentara Israel. Meski harus berpindah-pindah tempat kami tetap berusaha untuk menghafal Al-Qur’an” ujar Husen.
Muhammad Qadouroh (24, guru Graha Tahfidz Gaza yang menjadi pendamping ketiganya, mengucapkan terima kasih kepada masyarakat muslim Indonesia atas segala bantuan yang diberikan. Ia juga meminta doa agar Palestina bisa merdeka dan lepas dari jajahan Israel.
"Kita harus banyak belajar dari saudara-saudara kita di Gaza ini. Mereka tetap semangat untuk belajar Al-Qur'an meski keadaan tidak aman dan dalam tekanan zionis Israel" ujar Tuan Guru Mukhlis.
Selain bertemu dengan masyarakat Lombok Tengah, para santri Gaza ini dijadwalkan akan melakukan silaturahmi dengan mahasiswa di Universitas Mataram dan pada Jumat (7/11) malam akan diterima oleh Gubernur Nusa Tenggara Barat dalam jamuan makan malam.
.jpg)
