Zakat Sedekah Wakaf
×
Masuk
Daftar
×

Menu

Home Tentang Kami Program Laporan Mitra Kami Kabar Daqu Sedekah Barang

Mulai #CeritaBaik Kamu Sekarang

Rekening Zakat Rekening Sedekah Rekening Wakaf

Alamat

Graha Daarul Qur'an
Kawasan Bisnis CBD Ciledug Blok A3 No.21
Jl. Hos Cokroaminoto
Karang Tengah - Tangerang 15157 List kantor cabang

Bantuan

Call Center : 021 7345 3000
SMS/WA Center : 0817 019 8828
Email Center : layanan@pppa.id

Amalan Spesial Muharam

03 September 2019   1137
Image

oleh KH Ahmad Kosasih, Dewan Syariah Daarul Qur’an

Tanya: Assalamu‘alaikum wr wb Kyai, adakah amalan spesial pada Bulan Muharam sebagai bulan pertama dalam kelander Hijriyah? Terima kasih. Wassalam.

Jawab:

Wa’alaikumsalam wr wb,

Dalam setahun terdapat bulan, hari, dan saat tertentu yang memiliki keutamaan. Yaitu berlipat pahala amalannya atau mustajab doanya. Keistimewaan bulan, hari, dan saat khusus ini merupakan hak prerogatif Allah SWT sebagaimana firman-Nya:

“Dan Rabb-mu menciptakan apa yang Dia kehendaki dan memilihnya” (QS. Al-Qashash: 68).

Muharam adalah salah satu bulan istimewa dalam kalender Hijriyah. Bulan ini sarat dengan ladang beramal dan pahala.

Abu Utsman an-Nahdi (Ibnu Hajar, Tahdzibut Tahdzib 6/249) mengatakan: “Adalah para salaf mengagungkan tiga waktu dari sepuluh hari yang utama: Sepuluh hari terakhir Ramadan, sepuluh hari pertama Zulhijah, dan sepuluh hari pertama Muharam.” (Lathoiful Ma’arif hal. 80)

Nah, amalan-amalan sunnah yang mengistimewakan Muharam adalah, pertama: Puasa. Rasulullah SAW berpesan:

Puasa paling afdhol setelah puasa Ramadan adalah puasa Muharam (HR. Muslim: 1982).

Maksud hadis ini adalah memperbanyak puasa sunnah, utamanya ketika hari ‘Asyura (10 Muharam). Namun, jangan berpuasa sebulan Muharam penuh, karena Rasulullah Saw juga tidak pernah berpuasa sebulan penuh kecuali pada Ramadan (HR Bukhari: 1971, Muslim: 1157; Syarah Shahih Muslim, an-Nawawi 8/303).

Syaikh Ibnu Taimiyyah berkata: “Ini adalah puasa yang paling afdal bagi orang yang hanya berpuasa pada bulan ini saja, sedangkan bagi yang terbiasa berpuasa terus pada bulan lainnya yang afdal adalah puasa Daud.” (Kitab as-Siyam Min Syarhil U’mdah, Ibnu Taimiyyah 2/548)

Kedua: Memperbanyak amalan shalih. Sebagaimana perbuatan dosa pada bulan ini akan dibalas dengan dosa yang besar, maka begitu pula perbuatan baik. Amal saleh pada bulan ini menuai pahala besar (at-Tamhid, Ibnu Abdil Barr 19/26, Fathul Bari, Ibnu Hajar 6/5). Misalnya, menyantuni anak yatim, memberi makan santri penghafal Qur’an, dan sebagainya.

Ketiga: Taubat, kembali kepada Allah dari perkara yang Dia benci secara lahir dan batin menuju kepada perkara yang Dia senangi. Menyesali atas dosa yang telah lalu, meninggalkan seketika itu juga, dan bertekad untuk tidak mengulanginya kembali. Taubat berlaku seumur hidup.

Kewajiban seorang muslim bila terpeleset dalam dosa dan maksiat untuk segera bertaubat, tidak menunda-nundanya, karena dia tidak tahu kapan kematian akan menjemput. Karena perbuatan jelek biasanya akan mendorong untuk mengerjakan perbuatan jelek yang lain. Apabila berbuat maksiat pada hari dan waktu yang penuh keutamaan, maka dosanya akan besar pula, sesuai dengan keutamaan waktu dan tempatnya. Maka bersegeralah bertaubat kepada Allah SWT. (Majmu Fatawa 34/180 oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah)